CALTEX

CALTEX

Jumat, 31 Desember 2010

Nabi Muhammad SAW marketing ulung

Figur Pebisnis pertama yang akan kita kupas adalah figur seorang Muhammad, seorang pribadi yang sukses dalam banyak bidang, bisnis, agama, pemerintahan, peperangan, dan bidang-bidang lain yang karenanya seorang Michael H. Hart meletakkan nama Muhammad dalam urutan pertama dari 100 orang yang paling berpengaruh di dunia.
Bagaimanakan sisi bisnis Nabi akhir zaman ini? mari kita cermati
Mengkaji pribadi beliau, kita akan mendapatkan jiwa entrepreneurship beliau sudah dipupuk sejak dini. Allah mentarbiyah (mendidik) kekuatan pribadinya sejak kecil dengan hidup dalam kondisi yatim-piatu. Beliau memulai mengasah mentalitas wirusahanya dengan menjadi pengembala. Beliau menjadi pengembala untuk orang-orang Mekkah di masa kanak-kanaknya. Dengan menjadi pengembala beliau mendapatkan upah. Beliau mengembalakan biri-biri orang Quraisy ketika masih terlalu muda ini guna meringankan sedikit beban yang ditanggung oleh pamannya. Beliau ingin berpenghasilan dan bisa mandiri. Tidak hendak berpangku tangan hanya sekedar bermain saja.
Jiwa enterepreneurship-nya semakin kuat karena sejak usia 12 tahun telah mengikuti perjalanan bisnis pamannya yang meliputi; Syria, Jordan, dan Lebanon saat ini. Muhammad muda melihat peluang bisnis sebagai sarana yang menarik untuk mandiri. Hal ini setidaknya cukup dipengaruhi oleh kondisi yang melingkupinya. Saat itu kondisi Mekkah yang paling berkembang adalah bisnis perdagangan. Tanahnya yang kering sangat sulit untuk bercocok tanam. Kejelian melihat peluang keuntungan terbesar pada sektor perdagangan kemudian membuatnya menekuni bisnis perdagangan ini.
Ketika menginjak semakin dewasa dan menyadari bahwa pamannya memiliki beban berat keluarga besar yang harus diberi nafkah, beliau mulai berdagang sendiri di Makkah. Profesi sebagai pebisnis ini dimulai dalam sekala yang kecil dan bersifat pribadi. Beliau membeli barang-barang dari satu pasar lalu menjualnya pada orang lain.
Beliau juga telah memasuki kerjasama bisnis bersama dengan beberapa orang. Sebagai pribadi yang dikenal jujur (shidiq) dan terpercaya (amin) oleh masyarakat, beliau memiliki kesempatan untuk mengembangkan bisnisnya dengan menjalankan modal orang lain. Diantaranya menerima modal dari para janda dan anak yatim dengan sistem upah maupun bagi hasil.
Beliau juga pernah bermitra dengan Saib ibnu Ali yang pernah menyatakan dan mengakui bahwa Muhammad adalah mitranya dalam berdagang dan selalu lurus dalam perhitungan-perhitungannya. Salah satu dari mitra pemodal lainnya adalah Khadijah, salah seorang konglomerat kaya di masa itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Freedom

Freedom